Internasional - iii

 

PAPUA BARAT MENUNTUT REFERENDUM

6 Pejuang Gugur, 26 Dirawat di Rumah Sakit !

 

JumÕat (3/7/98) ribuan mahasiswa melakukan unjuk rasa di Universitas Cendrawasih (Uncen), Jayapura. Para mahasiswa tersebut menuntut :

  1. Agar pemerintah segera membuka dialog dengan rakyat Papua secara terbuka mengenai status politik wilayah itu
  2. Tinjau kembali New York Agreement dan Perjanjian Roma
  3. Segera laksanankan referendum.
  4. Agar DPRD segera meletakkan jabatan karena tidak mampu menampung aspirasi rakyat.

Saat para mahasiswa mengadakan konferensi pers, massa di luar kampus mengeroyok seorang intel. Tidak lama kemudian, datang satu truk lagi tentara ke kampus. Mereka langsung melepaskan tembakan. Melihat tembakan, massa berhamburan menyelamatkan diri ke kampus. Drs. Piet Morin, dosen Uncen, segera keluar memeriontahkan agar para tentara meninggalkan kampus karena para dosen sudah bisa mengendalikan massa. Namun para tentara tidak menghiraukan peringatan itu. Mereka terus melepaskan tembakan. Akibat tindakan brutal tentara itu, dua orang tertembak dan dirawat di rumah sakit, mereka adalah Steven Suripatty (mahasiswa Fakultas Hukum) dan Corina Onim (Pelajar kelas II SMP YPK Diaspora).

 

OPM Kuasai Biak

Sementara itu, Organisasi Papua Merdeka (OPM), melakukan aksi pendudukan pelabuhan Biak. Mereka mengkibarkan bendera OPM, Bintang Kejora, di menara pelabuhan dan disambut hangat oleh massa rakyat. Pimpinan OPM menyerukan agar rakyat berkumpul di Biak untuk melakukan rapat akbar. Militer mengancam mereka. Militer bilang akan menggunakan segala cara untuk menurunkan bendera kebanggaan Rakyat Papua Barat itu.

 

Marinir Brutal

Ancaman militer tidak membuat gentar para pejuang Papua Barat itu. Dua kapal pasukan Marinir didatangkan ke pulau itu pada pagi-pagi buta. Sekitar 700 massa tetap bertahan. Mereka langsung menembaki para pejuang Papua Barat. Enam anggota OPM gugur seketika, dan 24 orang dilarikan ke rumah sakit. 180 orang ditangkap dan ditahan. Sementara itu, tentara terus menteror penduduk. Sampai hari Senin (4/7/98) para pejuang Papua Barat tidak mau turun dari menara. ÒKalau mau bunuh, bunuh saja kami, rekan-rekan kami sudah mati...!Ó, teriak mereka.

Kebangkitan massa rakyat di Ibu kota dan kota-kota lain, yang telah menjatuhkan Soeharto, telah mendorong pula kebangkitan perjuangan massa di Timor Leste dan Papua Barat. Kapan Aceh menyusul ?***

 

 

[kembali ke halaman menu] [kembali ke indeks edisi] [ke halaman berikut]