Berita - iii

 

RAPAT AKBAR BURUH DIBUBARKAN MILITER

 

Satu lagi bukti bahwa Habibie hanya omong kosong bicara tentang reformasi. Sekitar 12.000 buruh yang tergabung dalam Komite Buruh untuk Aksi Reformsi (KOBAR) yang hendak mengadakan rapat akbar ditumpas oleh militer.

Tanggal 22 Juni, para buruh yang tergabung dalam KOBAR bekerjasama dengan Posko Perjuangan Rakyat UI menyelenggarakan Rapat Akbar Buruh se-Jabotebek. Tempatnya direncanakan di kampus Fakultas Kedoktaeran Universitas Indonesia, jalan Salemba Raya. Jumlah buruh yang siap/sudah berangkat (yang terdata) untuk mengikuti rapat akbar ini mencapai 12.000. Yang berasal dari Jakarta Utara sebanyak 5000, dari Tangerang 4000, dari Jakarta Timur 500, dari Bogor 2000 dan Bekasi-Kerawang 500. Sedang yang belum terdata masih ribuan.

Pihak penguasa, sangat ketakutan mendengar rencana ini. Sebab, dapat dipastikan rapat akbar ini akan berkembang menjadi pemogokan umum, yang tentunya akan melumpuhkan ÒpemerintahanÓ Habibie yang seolah-olah pro-reformasi ini.

Dengan alasan bahwa aksi tersebut dapat memancing kerusuhan, militer membubarkan aksi tersebut. Blokade militer dilakukan di berbagai tempat. Panser-panser pun di siagakan. Usaha untuk menggagalkan aksi ini dilakukan tidak saja di seputar Salemba UI, tempat berlangsungnya rapat akbar, melainkan dilakukan diseluruh Jabotabek, di lingkungan buruh-buruh yang akan berangkat.

Sejak keberangkatan buruh di kawasan industri --Jakarta Utara, Jakarta Timur, Bogor, Tangerang dan Bekasi--, sudah diprovokasi oleh militer untuk tidak berangkat. Militer membubarkan setiap kumpulan massa yang ada. Beberapa pabrik yang rencananya akan menyewa bus untuk berangkat ke Jakarta terpaksa membatalkan rencananya dan menggantinya dengan menggunakan kendaraan umum.

Pada pukul 08.00, massa mulai berdatangan dari berbagai arah dan berkumpul di beberapa titik, diantaranya di RS. Cipto Mangun Kusumo, RS. St.Carolus, Halte Salemba dan Pasar Kenari. Sementara militer dari berbagai unit sudah mulai memblokade semua jalan yang menuju Salemba.

Pada pukul 09.00, massa mulai ada yang berhasil menembus masuk kampus, sementara militer mulai melancarkan aksi provokasi terhadap satpam-satpam kampus untuk men-swiping, massa yang bukan mahasiswa diperintahkan meninggalkan kampus.

 

Militer Brutal, Terjadi Bentrok Kecil

Setengah jam kemudian, massa dan panitia rapat akbar dipaksa keluar oleh militer secara kasar, dan saat itu terjadi bentrok fisik antara militer dan panitia. Tiga orang panitia diseret, ditendang dan ditempar oleh militer di dalam lingkungan kampus.. Sementara panitia lainnya yang masih di dalam kampus berusaha menjemput massa yang berada dalam RSCM lewat pintu belakang. Tetapi nasibnya tidak jauh berbeda dengan kawan-kawan sebelumnya, tentara yang sudah menguasai lingkungan kampus kembali memisahkan kaum buruh dan mahasiswa di dalam kampus UI. Tindakan keras terhadap kaum buruh terlihat menyolok, sedangkan mahasiswa yang mencoba melindungi buruh bernasib serupa: diseret dan disuruh keluar kampus.

Massa yang berjumlah labih dari 500 orang yang berkumpul di pasar Kenari dibubarkan dan langsung dinaikan kendaraan. Sementara gelombang massa yang terus berdatangan, begitu turun dari bus langsung dibubarkan oleh militer. Mereka disuruh menyeberang dan langsung dinaikan kendaraan kearah keberangkatan mereka. Kejadian ini terus berlangsung hingga pukul 10.30. Militer sibuk membubarkan massa dan menggiring massa untuk kembali pulang.

Bersamaan dengan itu 300 buruh yang berada didepan kampus digiring dan terus dipaksa membubarkan diri dengan penmgawalan ketat, mereka terus dipaksa berjalan sampai halte Bluntas, 1km dari Salemba. Disana mereka bertemu dengan 200 buruh lainnya. Mereka kemudian bergabung dan membuat barisan secara tertib dan rally dengan menggunakan ikat kepala warna merah bertuliskan "KOBARÓ, sampai pasar Genjing , beberapa ratus meter dari Salemba. Dengan pengawalan yang extra ketat , massa terus bergerak sambil meneriakan yel-yel: ÒNaikan Upah, Turunkan Harga, Bebaskan Dita Sari !Ó

 

Ancaman tembak di Tempat

Pada pukul 10.15, militer mulai memblokade massa yang sedang rally tersebut. Tim negosiasi mulai melakukan negosiasi, namun tidak menghasilkan kesepakatan yang memuaskan. Mereka terus mendesak massa untuk membubarkan diri, tapi massa tetap menolak. Militer tidak kehilangan akal , mereka mulai mengancam massa dengan tembak ditempat jika rally tersebut diteruskan. Pentungan/tongkat beraliran listrik pun dipergunakan. Massa diberi waktu 5 menit untuk membubarkan barisan. Kemudian massa memilih untuk berhenti , lalu militer mengangkut massa. Akhirnya massa mulai diangkut dengan 4 arah yaitu; Kali Deres, Tangerang, Ciledug dan Senen dengan jumlah massa masing-masing 150 orang.

Karena gagal menyelenggarakan rapat akbar, Posko Perjuang Rakyat UI menyatakan permohonan maafnya kepada kaum buruh . Setelah mengetahui dengan pasti bahwa acara tersebut tidak terlaksana, beberapa jumlah panitia yang masih ada, berinisiatif untuk mengumpulkan massa yang masih tercecer di sekitar jalan Diponegoro, RSCM dan sekitarnya. Massa yang terkumpul sekitar 350 orang di YLBHI dan melakukan mimbar bebas. Walaupun dengan jumlah sedikit , mereka kelihatan begitu semangat, massa tidak henti-hentinya meneriakan yel-yel: Naikan Upah, Turunkan Harga, Bebaskan Dita, serta menyanyikan lagu-lagu perjuangan.

 

Bukan Aksi SBSI

Berberapa koran memberitakan seolah-olah aksi tersebut diorganisir oleh Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI). Atas kesalahan itu, maka pihak panitia meralatnya. ÒKami mengklarifikasi bahwa acara kami adalah murni yang kami organisir dari berbagai kawasan industri Jabotabek, sama sekali tidak berhubungan dengan SBSI. Sekali lagi tidak benar jika kami berhubungan dengan SBSI atau SPSI atau pihak lain. Kami hanya bekerja sama dengan Posko Perjuangan Rakyat UIÓ, begitu bunyi penjelasan KOBAR yang dibagikan kepada media massa.

 

Yang Ditakutkan Penguasa

Hal yang sesungguhnya ditakutkan oleh penguasa bukan lah akan adanya kerusuhan. Sebab, kerusuhan tidak akan terjadi , karena aksi tersebut merupakan aksi massa terorganisir. Kerusuhan yang selama ini terjadi karena merupakan aksi spontan rakyat, yang tentunya tidak terorga nisir dan juga akibat provokasi militer.

Tetapi hal yang sungguh-sungguh ditakutkan oleh penguasa adalah bersatunya mahasiswa dengan rakyat, dalam hal ini buruh. Sebab, bersatunya semua unsur kekuatan rakyat, seperti buruh, mahasiswa, pemuda, kaum miskin, tani dll. akan menciptakan kekuatan rakyat yang kokoh dan sulit dipatahkan. Selama unsur-unsur kekuatan rakyat masih berjuang sendiri-sendiri , mereka akan dapat dipatahkan satu per satu.

Aksi buruh-mahasiswa tersebut, yang juga ditakutkan rejim , akan mendorong peningkatan kesadaran politik kaum buruh. Kalau kesadaran politik buruh (dan rakyat secara umum) sudah tinggi, mereka akan menjadi kekuatan yang besar, sehingga tidak bisa lagi dilakukan semena-mena oleh penguiasa.

 

Tuntutan

Rapat Akbar buruh tersebut menuntut :

Aksi SBSI

Nampak terlihat sekali, bahwa rejim sedang berusaha menghancurkan usaha memobilisasi massa. Bukannya untuk menghindari kerusuhan, seperti halnya yang mereka katakan, namun untuk menidurkan rakyat. Sebab, apabila kaum oposisi terus menggalang aksi massa, posisi rejim akan semakin terpojok. Rejim hanya akan bisa melakukan gerakan Òkontra reformasiÓ pada saat rakyat ÒtertidurÓ.

Oleh karena itu, bukan hanya para buruh yang tergabung dalam KOBAR saja yang diblokade militer. Namun para buruh yang hendak mengikuti rapat akbar yang diselenggarakan SBSI pun diblokade militer.

Ribuan buruh yang sudah mendatangi kantor SBSI, menurut Harian KOMPAS, dilarang rally ke Gedung DPR MPR.

Walaupuin rapat akbar tersebut gagal, usaha perjuangan buruh tidak pernah kendor. Mereka bertekat akan terus melakukan pemogokan di pabrik-pabrik.

 

 

 

[kembali ke halaman menu] [kembali ke indeks edisi] [ke halaman berikut]